Minggu, 20 Juni 2010

Jangan Mepet – Mepet

“Jangan Mepet – Mepet” ini adalah salah satu lagu yang kudengarkan dari salah satu album dari Justice Voice pagi hari yang lalu. Lagu ini mengingatkanku ketika aku masih berjuang disalah satu Lembaga Dakwah di Fakultas Teknik tercinta, tepatnya di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik yang sering disingkat BemFT.
Lembaga yang menyimpan sejuta kenangan yang tak bisa kulupakan dalam hidupku. Ada tawa, ada tangis, ada kebersamaan, ada harapan bahkan ada cemas disana. Lembaga yang menempaku menjadi seorang yang bisa kuat untuk menghadapi segala tantangan dan tempaan. Lembaga yang mampu memberikan sebuah inspirasi untuk ku, agar tetap selalu berjuang di jalanNya.
Baca semua donk!!

Minggu, 13 Juni 2010

SUAMI IDEAL

Konon ada seorang raja dari kerajaan Himyar (nama sebuah kota di Yaman) yang tidak seorang anak laki – laki dalam kurun masa yang lama. Selanjutnya, lahirlah anak perempuannya. Ia pun lantas membangunkan putrinya sebuah istana yang tinggi dan jauh dari peradaban manusia.
Ia juga mengutus beberapa wanita dari para kerabatnya untuk melayani putrinya dan mengasuhnya hingga putrinya besar dan menjadi seorang gadis dewasa. Maka, hiduplah putrinya tersebut dalam keadaan yang paling baik lagi sempurna, baik akalnya maupun kesempurnaannya.
Baca semua donk!!

Kamis, 10 Juni 2010

Sebutir Kurma Penjegal Doa


Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke Mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat Mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya.

Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. 4 bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba-tiba ia mendengar percakapan dua malaikat tentang dirinya.
Baca semua donk!!

Senin, 07 Juni 2010

RHUM HALAL ATAU HARAM YA....??

Kajian ini saya bahas, karena kebetulan bidang yang saya geluti adalah di bidang makanan. Semoga ilmu yang di kupas ini mampu menambah pengetahuan teman – teman untuk lebih berhati – hati lagi dalam membuat atau membeli makanan.
2 tahun yang lalu ketika saya mendapatkan mata kuliah PKL (Praktek Kerja Lapangan) sebanyak 3 sks, saya di tempatkan di sebuah catering terkenal di kota Semarang. Sebut saja catering Mahesa. Saat itu ada Event di sebuah hotel dengan tamu 800 orang. Banyak makanan yang dipesan di catering ini, salah satunya adalah kue sus. Saat saya membantu untuk membuat kue sus ini, ternyata ada ibu – ibu yang bilang “dek kalo mau buat kue sus yang enak dan lembut itu rahasianya pake’ rhum’. Aku yang mendengarnya hanya mengatakan “oh..pake’ rhum ya bu, tapi bukannya rhum itu haram bu…??”. Si ibu pun hanya terbengong dan kaget dan tak bisa menjawabnya….*****
Baca semua donk!!

Kamis, 03 Juni 2010

Senyuman Terindah....



Selama 5 tahun aku bekerja bersama dalam dakwah bersama Malikha, aku tak pernah sedikitpun tau ketika dia tersenyum. Hanya wajahnya yang garang dan ditundukkannya kepala yang selalu ia berikan ketika berdiskusi bersamaku dan teman – teman yang lain. Seolah hampa yang diperoleh, hingga hampir tak ada wajah ceria di mukanya. Ketika teman – teman tertawa terbahak – bahak pun, dia hanya cuman sedikit meringis untuk menahan tawanya yang bisa saja dipancing yang lainnya.

Malikha adalah akhwat yang sholihah, tak pernah sedikitpun ia membuat ulah. Akhwat yang qowi’ dan selalu taat dalam menjalankan segala amanah. Baik amanah orang tuanya maupun amanah di organisasi. Namun, tampangnya yang garang membuat para ikhwan berkelit hati ketika ingin berdiskusi dengannya. Padahal menurutku, dia baik, sopan dan baik hati. Walau mungkin mukanya tak enak untuk dilihat. Aduh “Astaghfirulloh” lagi pula juga ngapain ya diskusi harus liat tampang dulu…bukankah kita disuruh untuk menjaga pandangan pada surat An Nur : 30, yang bunyi firmanNya seperti ini : “Katakanlah kepada laki – laki yang beriman, agar menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Alloh Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. 


Aku dan Malikha sama – sama menamatkan kuliah kami secara bersamaan tanpa unsur kesengajaan, mungkin ini hanya kebetulan saja kami berdua bisa lulus dan wisuda pada waktu yang bersamaan. Namun, setelah kami tidak berdakwah lagi di kampus, kami pun sudah mulai sibuk sendiri untuk mengurusi pekerjaan kami masing – masing. Aku bekerja di PKPU Jawa Barat, sedangkan Malikha di Lembaga Trainer di salah satu kota Bandung. 
Karena diri sudah merasa mapan dan sudah siap untuk menyempurnakan seperuh dien. Akhirnya aku memutuskan untuk mengatakan kepada murobbiku, jika aku ingin menyegerakan menikah pada waktu itu. Tak berapa lama, hanya cuman 2 hari saja akupun mendapatkan jawaban dari murobbiku dan meminta proposal nikahku untuk diberikan kepada seorang akhwat. 
Hampir satu bulan aku menunggu jawaban dari si akhwat tersebut. Hingga akhirnya, aku pun dipertemukan dengan akhwat tersebut dan berta’aruf dengannya bersama murobbi kami masing - masing. Selama setengah jam, kami berbincang dibalik hijab akhirnya kami berdua memutuskan untuk melanjutkan niat baik kami yaitu menikah. 
Malam itu dadaku agak serasa sesak, setengah tak percaya dan tak mungkin. Karena akhwat yang kuajak ta’aruf tadi siang adalah akwat yang bernama Malikha. Malikha yang selama ini sering memasang muka galak, Malikha yang tak pernah sedikitpun tersenyum kepada semua orang. Aku hanya berfikir, bagaimana jika nanti aku jadi suaminya, bagaimana jika aku pulang disambut dengan tampang muka seram seperti itu. Oh…tidak, tapi kenapa aku meng-iyakan pernikahan ini. 
Hingga 1 bulan dari ta’aruf berlalu, ijab qobulpun ku ucapkan didepan seorang penghulu. Sebagai syarat untuk menghalalkanku dengan Malikha. Rasa hati ini masih bercampur aduk menjadi satu. Antara senang dan merasa berat untuk menjalaninya. Setelah 5 menit berlalu, akhirnya Malikha menuju kehadapanku dan mencium tanganku dengan lembut. Dan setelah itu kami melaksanakan pesta walimatul ‘ursy, hingga sore tiba. 
Ketika malam sudah menghampiri kami, aku duduk terdiam di dalam kamar. Sedangkan Malikha sibuk dimana, entah akupun tak tau. Aku masih saja berfikir dengan ketidaksenanganku saja, kenapa aku bisa menikah dengan Malikha. Akhwat yang tak pernah senyum, tak ramah dan wajahnyapun sedikit garang. Ya Robbi…kuatkan aku, berikan aku kesabaran dengan semua takdirMu ini. Jika memang ia adalah jodohku, mau apalah dikata. 
Tiba – tiba aku terkaget dengan bunyi ketukan pintu dan ucapan salam yang lembut dari balik pintu kamar. Lalu ku balas salam itu dan segera aku membukakan pintu. Malikha masuk dengan membawa segelas susu untukku. Dan ia pun berkata “Selamat malam suamiku, ini secangkir susu hangat buatmu, kalo bisa diminum sekarang ya…nanti keburu dingin”. Ku melihatnya dengan mata ini, ku melihat ia tersenyum merekah sembari menawarkan susu hangat kepadaku. Ini adalah senyuman terindah yang selama ini belum pernah aku jumpai sebelumnya. Akhirnya aku segera meminum segelas susu hangat itu hingga habis. 
Aku pun tau sekarang, kenapa ia tak pernah senyum kepada lelaki manapun. Karena senyuman terindahnya ingin ia perembahkan kepada yang halal baginya. Senyuman terindahnya ingin ia simpan dan hanya akan diberikan kepada suaminya saja. Dan tak semua laki – laki bisa melihat senyuman ini. Aku pun bersyukur dalam dzikir malamku, mendapatkan anugerah istri sepertinya. Ia menjaga senyuman terindahnya hanya untukku. 

By : Syamsa Nggie 

Baca semua donk!!

Selasa, 01 Juni 2010

Sejuta Kenangan di Masjid Impian…

Angin senja sore itu membuat tubuhku sedikit menggigil kedinginan. Masih terlihat jelas diatas sana, awan hitam berarak membawa awan putih kembali keperaduannya. Tetesan langit masih bisa kurasakan dan bau tanah basah karena hujan masih bisa ku cium aromanya. Walau buaian manja dalam diri terasa kuat, namun harus ku paksakan diri ini untuk segera meluncur menuju Plamongan Indah bersama si vega merah teman dakwahku.
Baca semua donk!!




MUSLIMAH PERADABAN © 2010 Template by:
Nindiana Amalia