Jumat, 07 Januari 2011

Ada Apa di MIQ 1 .....?

Sebelumnya mari kita berdoa :
"Ya Alloh....ampunilah aku, tentang apa yang tidak mereka ketahui tentang diriku.
Ya Alloh....jadikanlah aku lebih baik, dari apa yang mereka duga tentang diriku”.
Doa ini adalah doa yang paling dahsyat , ketika aku mulai aktifitasku di pagi hari. Dan doa ini aku dapatkan dalam kajian MIQ 1 setiap hari selasa jam 6 pagi di Masjid Ulul Albab bersama Ustadz Ari Purbono.
MIQ 1 = Model Insan Qur’ani, diadakan sebanyak 52 kali pertemuan. Kata ustadz Ari Purbono, kajian ini hanya biasa – biasa saja. Tidak ada apa – apa disini dan materinya juga biasa – biasa saja, karena sama saja dengan kajian – kajian yang lain.
Cuman jika ditilik sejenak, ternyata kajian yang hanya berlangsung selama 1 jam ini akan membawa dampak perubahan yang besar bagi setiap orang yang mengikutinya. Bagaimana tidak, jika waktu adalah sebuah komitmen yang harus ditaati untuk diri sendiri. Komitmen untuk tetap istiqomah mengikuti MIQ 1 sebanyak 52 kali pertemuan dan setelah itu teman – teman akan naik kelas menuju MIQ 2 dengan 25 kali pertemuan.
Sedikit menilik MIQ 2, yang aku tau dari ustadz Ari Purbono. Bahwa MIQ 2 menggunakan sistem gugur pada pesertanya. Ketika 1 pertemuan saja terlewatkan dengan alasan sakit, pulang kampung bahkan terlambat walau satu detikpun, maka dia telah gugur di MIQ2, dan akhirnya kesempatan itu terlewatkan. Ustazd Ari akan mengatakan kepada teman – teman yang gugur dalam MIQ 2 dengan kata : “mungkin belum rezeki anta/anti.
“Dan mulai saat ini, aku berdoa semoga MIQ 2 bisa menjadi rezekiku nantinya. Amin”.
Sedikit yang telah aku dapatkan dalam 2 kali pertemuan ini di MIQ 1, aku mulai paham bagaimana menghargai waktu dan bagaimana aku sebagai manusia harus mengubah cara pandangku (paradigma) terhadap setiap orang. Sejelek apapun yang dilakukan orang tersebut, kita tak boleh memandang sebelah mata terhadap apa yang dilakukannya. Sulit sih memang, tapi....aku akan berusaha untuk mencoba.
Banyak inspirasi – inspirasi yang membuat aku semakin bangkit dalam keterpurukan yang saat ini menghimpitku. Dorongan semangat untuk memperbaiki diri itu semakin kuat dan cita – cita menjadi Model Insan Qur’ani ini semakin mengakar dalam diri.
Dan semoga kita mampu mengendalikan waktu bukan waktu yang mengendalikan kita. Amin
By : Syamsa Nggie

1 komentar:

zaza mengatakan...

sdh lihat blognya model insan qur'ani belom...

Posting Komentar




MUSLIMAH PERADABAN © 2010 Template by:
Nindiana Amalia